Saya ingin lebih dan Allah (ﷻ) memberikan saya lebih.

Tapi bukannya banyak memiliki itu tidak baik? Apakah itu tanda saya tidak bersyukur? Atau serakah? Apa sebaiknya saya merasa cukup dengan apa saya miliki? Dan apakah meminta lebih kepada Allah menjadikan saya orang egois?

Justru jawabannya akan mengejutkan Anda, karena sesungguhnya semakin banyak kita meminta, Allah semakin menyukainya. Di dalam sebuah hadis, Rasulullah (ﷺ) bersabda “Barang siapa yang tidak pernah meminta kepada-Nya, maka Dia akan murka kepadanya. (Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadis ini hasan, Silsilah Al-Ahadith As-Sahihah no 2654)

Tetapi apa yang kita buat? Kita justru berbuat sebaliknya. Kita meminta kepada mahluk lain yang sama lemahnya, bahkan kadang kita  memohon kepada mereka. Padahal yang memberi mereka kemampuan untuk mengabulkan permintaan kita ialah Allah (ﷻ). Dan pada kenyataannya, ketika kita meminta bantuan kepada seseorang untuk pertama kalinya, akan seperti biasa aja, tapi jika terus menerus, mereka akan merasa terganggu dan menjauh dari kita.

Bahkah dikatakan Allah (ﷻ) murka ketika kita berhenti meminta kepadaNya dan sebaliknya manusia akan marah ketika diminta pertolongannya (Ibn Al-Qayyim). Jadi apa rahasia untuk mendapatkan yang lebih?

Dimulai 5 bulan yang lalu, saya sedang membaca satu buku, didalamnya disebutkan apa yang akan terjadi jika kita tulis 10 hal yang kita dapat syukuri di pagi hari, ternyata kita dapat lebih mensyukuri hidup kita dan otak kita akan memproses berita negatif dengan cara yang berbeda. Bisa anda bayangkan? Otak kita akan bekerja sebagai mekanisme koping saat harus menghadapi ujian hidup selagi kita selalu merasa bersyukur.

Jangan campur adukan ini dengan kepositifan beracun (dimana kita yakin sesulit apapun keadaan kita, kita harus mempertahankan pola pikir yang positif). Dalam situasi seperti ini, seseorang mungkin sekali menyangkal atau menolak untuk menerima kesulitan atau hal-hal sulit , secara nyata dan apa adanya. Melainkan disini kita tulis dan pahami dengan nyata dan ada apanya pikiran dan emosi kita, tujuannya agar kita dapat perhatikan dengan baik apa saja nikmat kita yang menyadarkan kita untuk  bisa bersyukur ternyata ada banyak sekali nikmat yang kita  miliki, walaupun kita tetap ada 1 atau 2 atau bahkan 10 masalah yang sedang kita hadapi dalam waktu yang sama.

Jadi baru baru ini, saya ditanya tentang jurnal, khususnya jurnal syukur. Dan baru saya sadari saat itu, hanya saya saja yang benar benar menikmati atau menjadikannya kebiasaan sehari-hari saya. Ma Shaa Allah, tetapi sejak itu, hampir semua orang rajin membuat jurnal syukur mereka.

Jadi begini lah ceritanya, Ma Shaa Allah intinya mengapa  menulis jurnal? karena saya mau Allah (ﷻ) beri lebih, seperti yang dijanjikan dalam Surat Ibhrahim ayat 7:

 

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.”

Dan seperti yang saya sudah katakan, Allah (ﷻ) memberikan saya lebih, lebih dari apa yang pernah saya bayangkan. Mungkin Anda bertanya, lebih seperti apa? beberapa yang bisa saya sebutkan adalah rasa kecukupan, rejeki, waktu dan sabar (Apa lagi yang kita perlukan jika sudah punya semua ini?)

Sebenarnya ketika Allah (ﷻ) berfirman Dia menyukai hambanya yang meminta kepadaNya, Saya meminta lebih dan saya menantikannya karena ini adalah ibadah. Karena doa adalah inti dari ibadah.

An-Nu'man bin Bashir radhiyallahu 'anhu meriwayatkan,

Rasulullah (ﷺ) bersabda "Doa (permohonan) adalah ibadah." [Abu Dawud].

Saat saya menghitung nikmat saya, hal-hal kecil tidak terlalu lagi mengganggu saya. Saya menikmati proses menjurnal , saya dapat melihat apa yang saya tulis. Seperti memberi saya tujuan atas mengapa saya lakukan apa yang saya lakukan. Saya berharap Anda juga akan tertarik untuk menulis jurnal dan saya berdoa semoga Allah memberi Anda lebih, lebih banyak lagi. Saya ingin menjadi seseorang yang selalu dapat melihat kebaikan dari segala hal, tapi itu kadang sangat sulit karena banyaknya gangguan lain di dalam kehidupan kita.

Tapi Ma Shaa Allah, dengan menjurnal, ini sangat membantu agar saya dapat melihat kebaikan dalam segala hal. Allahumma baarik. Tentu saja ini tidak sempurna, karena kadangkala saya pun lupa untuk menulis. Dan dampaknya akan sangat terasa terutama pada malam hari, saya akan merasa gelisah, seperti ada yang tertinggal dalam hari hari saya. Kemudian saya akan terus mengambil kertas dan menulis apa saja yang saya syukuri saat itu. Dan saya akan tidur. Alhamdulillah.

Terima kasih karena sudah membaca ini dan saya berdoa semoga Anda menikmati momen menjurnal Anda dan agar kita semua dapat selalu istiqomah dalam ibadah dan menjadi hamba yang bersyukur, karena seperti diriwayatkan Nabi Muhammad (ﷺ) dalam sebuah hadis:

Dari Mughirah bin Syu’bah, bahwasannya Nabi (ﷺ), melaksanakan shalat hingga kedua mata kakinya bengkak. Lalu dikatakan kepadanya, “Mengapa engkau membebani dirimu, padahal Allah (ﷻ) telah mengampuni dosamu yang lalu dan yang akan datang?”

Beliau menjawab, “Bukankah seharusnya aku menjadi hamba yang banyak bersyukur?” (HR. Muslim).`

 

Amin.

 

Artikel diterjemahkan oleh: Ussy Fitria
Artikel asal oleh: Tisha Zarina

Pautan Artikel: