Mengamalkan sunnah Nabi Muhammad s.a.w adalah cara untuk kita menzahirkan rasa cinta kepada baginda. Baginda telah banyak berkorban bahkan berisiko dibunuh demi sampaikan firman Tuhan. Jiwa mukmin yang bersyukur pasti rasa cinta terhadap sosok mulia ini.
لَقَدۡ جَآءَڪُمۡ رَسُولٌ۬ مِّنۡ أَنفُسِڪُمۡ عَزِيزٌ عَلَيۡهِ مَا عَنِتُّمۡ حَرِيصٌ عَلَيۡڪُم بِٱلۡمُؤۡمِنِينَ رَءُوفٌ۬ رَّحِيمٌ۬ ( ١٢٨ )
Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.
[At Taubah , 9 :128]
Apabila ditanya tentang sunnahnya, apa yang biasanya terlintas di fikiran?
Sering bersugi?
Menyimpan janggut?
Banyak berzikir? Pasti, ada macam-macam lagi.
Antara kesemua senarai yang anda boleh fikirkan, satu yang cukup signifikan adalah terkait interaksi baginda dengan Al-Qur’an serta usahanya menyampaikan kandungan Al-Qur’an. Bukankah tugas kenabian baginda bermula dengan turunnya wahyu pertama dan berakhir setelah kesemua wahyu diturunkan?
Belajar Al-Quran, mengamalkannya dalam hidup serta sampaikan kepada manusia lain, itulah kehidupan Rasulullah s.a.w. Itulah sunnah terbesar baginda s.a.w. Kepedulian kita untuk belajar memahami Al-Qur’an sebenarnya bukti kita mensyukuri kesungguhan dan pengorbanan baginda memperjuangkannya. Itulah jihad terbesar.
Sebaliknya, umat yang lalai daripada wahyu, tidak peduli akan kandungannya, itulah yang membuatkan baginda sedih sehingga mengadu kepada Allah s.w.t.
وَقَالَ ٱلرَّسُولُ يَـٰرَبِّ إِنَّ قَوۡمِى ٱتَّخَذُواْ هَـٰذَا ٱلۡقُرۡءَانَ مَهۡجُورً۬ا ( ٣٠ )
Dan Rasul (Muhammad) berkata “Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku telah mengabaikan Al-Quran ini.”
[Al-Furqan, 25 : 30]
Meskipun belajar atau memahami Al-Qur’an tidak termasuk dalam rukun Islam seperti solat, zakat, puasa dan haji, tetapi kepentingannya tidak boleh disangkal kerana berulangkali diperingatkan dalam wahyu. Bahkan di akhirat kelak, Al-Qur’an jadi sesuatu yang kerap kali dipertanyakan. Mari renungi beberapa ayat mengenai realiti keadaan di akhirat kelak terkait hubungan manusia dengan Al-Qur’an.
Di padang Mahsyar
Di akhirat kelak, setelah manusia dibangkitkan, manusia yang tersesat akibat mengikuti teman akrabnya sehingga mengingkari Qur’an akan menyesal.
وَيَوۡمَ تَشَقَّقُ ٱلسَّمَآءُ بِٱلۡغَمَـٰمِ وَنُزِّلَ ٱلۡمَلَـٰٓٮِٕكَةُ تَنزِيلاً ( ٢٥ ) ٱلۡمُلۡكُ يَوۡمَٮِٕذٍ ٱلۡحَقُّ لِلرَّحۡمَـٰنِۚ وَڪَانَ يَوۡمًا عَلَى ٱلۡكَـٰفِرِينَ عَسِيرً۬ا ( ٢٦ ) وَيَوۡمَ يَعَضُّ ٱلظَّالِمُ عَلَىٰ يَدَيۡهِ يَقُولُ يَـٰلَيۡتَنِى ٱتَّخَذۡتُ مَعَ ٱلرَّسُولِ سَبِيلاً۬ ( ٢٧ ) يَـٰوَيۡلَتَىٰ لَيۡتَنِى لَمۡ أَتَّخِذۡ فُلَانًا خَلِيلاً۬ ( ٢٨ ) لَّقَدۡ أَضَلَّنِى عَنِ ٱلذِّڪۡرِ بَعۡدَ إِذۡ جَآءَنِىۗ وَڪَانَ ٱلشَّيۡطَـٰنُ لِلۡإِنسَـٰنِ خَذُولاً۬ ( ٢٩ )
Dan (ingatlah) hari (ketika) langit pecah belah mengeluarkan kabut putih dan diturunkanlah malaikat bergelombang-gelombang. Kerajaan yang hak pada hari itu adalah kepunyaan Tuhan Yang Maha Pemurah. Dan adalah (hari itu), satu hari penuh kesukaran bagi orang-orang ingkar. Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zalim menggigit dua tangannya, seraya berkata: "Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul". Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan sifulan itu teman akrab(ku). Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al Quran ketika Al Quran itu telah datang kepadaku. Dan adalah syaitan itu tidak mau menolong manusia.
[Al Furqan,25 : 25-29]
Saat manusia dan jin dikumpulkan, ditanyakan soalan utama mengenai ayat-ayat Allah s.w.t. Apakah belum sampai ayat-ayat Tuhan kepadamu?
يَـٰمَعۡشَرَ ٱلۡجِنِّ وَٱلۡإِنسِ أَلَمۡ يَأۡتِكُمۡ رُسُلٌ۬ مِّنكُمۡ يَقُصُّونَ عَلَيۡڪُمۡ ءَايَـٰتِى وَيُنذِرُونَكُمۡ لِقَآءَ يَوۡمِكُمۡ هَـٰذَاۚ قَالُواْ شَہِدۡنَا عَلَىٰٓ أَنفُسِنَاۖ وَغَرَّتۡهُمُ ٱلۡحَيَوٰةُ ٱلدُّنۡيَا وَشَہِدُواْ عَلَىٰٓ أَنفُسِہِمۡ أَنَّهُمۡ كَانُواْ ڪَـٰفِرِينَ ( ١٣٠ )
Wahai golongan jin dan manusia, apakah belum datang kepadamu rasul-rasul dari golongan kamu sendiri, yang menyampaikan kepadamu ayat-ayat-Ku dan memberi peringatan kepadamu terhadap pertemuanmu dengan hari ini? Mereka berkata: "Kami menjadi saksi atas diri kami sendiri", kehidupan dunia telah menipu mereka, dan mereka menjadi saksi atas diri mereka sendiri, bahwa mereka adalah orang-orang yang kafir.
[Al An'am,6 :130]
Di timbangan amal
Di perhentian timbangan amal (mizan), golongan yang ingkar terhadap ayat-ayat Tuhan menjadi orang yang paling rugi. Ketika di dunia mereka menyangka mereka telah melakukan sebaik-baiknya tetapi rupa-rupanya amalnya sia-sia. Amal yang dilakukan tidak didasarkan kebenaran sebaliknya atas sangkaan akibat tidak memahami Qur’an.
قُلۡ هَلۡ نُنَبِّئُكُم بِٱلۡأَخۡسَرِينَ أَعۡمَـٰلاً ( ١٠٣ ) ٱلَّذِينَ ضَلَّ سَعۡيُہُمۡ فِى ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَا وَهُمۡ يَحۡسَبُونَ أَنَّہُمۡ يُحۡسِنُونَ صُنۡعًا ( ١٠٤ ) أُوْلَـٰٓٮِٕكَ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ بِـَٔايَـٰتِ رَبِّهِمۡ وَلِقَآٮِٕهِۦ فَحَبِطَتۡ أَعۡمَـٰلُهُمۡ فَلَا نُقِيمُ لَهُمۡ يَوۡمَ ٱلۡقِيَـٰمَةِ وَزۡنً۬ا ( ١٠٥ )
Katakanlah: "Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling rugi perbuatannya?" Iaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya. Mereka itu orang-orang yang telah kufur terhadap ayat-ayat Tuhan mereka dan (kufur terhadap) perjumpaan dengan Dia, maka hapuslah amalan-amalan mereka, dan Kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi (amalan) mereka pada hari kiamat.
[Al Kahf, 18 :103-105]
Di pintu neraka
Ketika di pintu neraka, sekali lagi persoalan sinis ditanyakan. Apakah belum pernah datang kepadamu rasul yang membacakan ayat-ayat Tuhan ?
وَسِيقَ ٱلَّذِينَ ڪَفَرُوٓاْ إِلَىٰ جَهَنَّمَ زُمَرًاۖ حَتَّىٰٓ إِذَا جَآءُوهَا فُتِحَتۡ أَبۡوَٲبُهَا وَقَالَ لَهُمۡ خَزَنَتُہَآ أَلَمۡ يَأۡتِكُمۡ رُسُلٌ۬ مِّنكُمۡ يَتۡلُونَ عَلَيۡكُمۡ ءَايَـٰتِ رَبِّكُمۡ وَيُنذِرُونَكُمۡ لِقَآءَ يَوۡمِكُمۡ هَـٰذَاۚ قَالُواْ بَلَىٰ وَلَـٰكِنۡ حَقَّتۡ كَلِمَةُ ٱلۡعَذَابِ عَلَى ٱلۡكَـٰفِرِينَ ( ٧١ ) قِيلَ ٱدۡخُلُوٓاْ أَبۡوَٲبَ جَهَنَّمَ خَـٰلِدِينَ فِيهَاۖ فَبِئۡسَ مَثۡوَى ٱلۡمُتَڪَبِّرِينَ ( ٧٢ )
Orang-orang ingkar dibawa ke neraka Jahannam berombongan. Sehingga apabila mereka sampai ke neraka itu dibukakanlah pintu-pintunya dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: "Apakah belum pernah datang kepadamu rasul-rasul di antaramu yang membacakan kepadamu ayat-ayat Tuhanmu dan memperingatkan kepadamu akan pertemuan dengan hari ini?" Mereka menjawab: "Benar (telah datang)". Tetapi telah pasti berlaku ketetapan azab terhadap orang-orang yang kafir. Dikatakan (kepada mereka): "Masukilah pintu-pintu neraka Jahannam itu, sedang kamu kekal di dalamnya" Maka neraka Jahannam itulah seburuk-buruk tempat bagi orang-orang yang menyombongkan diri.
[Az Zumar,39 : 71-72]
Ketika dicampakkan ke neraka
Sekali lagi, ketika dicampakkan ke neraka, ditanyakan soalan yang sama.
إِذَآ أُلۡقُواْ فِيہَا سَمِعُواْ لَهَا شَہِيقً۬ا وَهِىَ تَفُورُ ( ٧ ) تَكَادُ تَمَيَّزُ مِنَ ٱلۡغَيۡظِۖ كُلَّمَآ أُلۡقِىَ فِيہَا فَوۡجٌ۬ سَأَلَهُمۡ خَزَنَتُہَآ أَلَمۡ يَأۡتِكُمۡ نَذِيرٌ۬ ( ٨ ) قَالُواْ بَلَىٰ قَدۡ جَآءَنَا نَذِيرٌ۬ فَكَذَّبۡنَا وَقُلۡنَا مَا نَزَّلَ ٱللَّهُ مِن شَىۡءٍ إِنۡ أَنتُمۡ إِلَّا فِى ضَلَـٰلٍ۬ كَبِيرٍ۬ ( ٩ ) وَقَالُواْ لَوۡ كُنَّا نَسۡمَعُ أَوۡ نَعۡقِلُ مَا كُنَّا فِىٓ أَصۡحَـٰبِ ٱلسَّعِيرِ ( ١٠ )
Apabila mereka dilemparkan ke dalamnya mereka mendengar suara neraka yang mengerikan, sedang neraka itu menggelegak, hampir-hampir (neraka) itu terpecah-pecah lantaran marah. Setiap kali dilemparkan ke dalamnya sekumpulan (orang-orang ingkar), penjaga-penjaga (neraka itu) bertanya kepada mereka: "Apakah belum pernah datang kepada kamu (di dunia) seorang pemberi peringatan?" Mereka menjawab: "Benar ada", sesungguhnya telah datang kepada kami seorang pemberi peringatan, maka kami mendustakan(nya) dan kami katakan: "Allah tidak menurunkan sesuatupun; kamu tidak lain hanyalah di dalam kesesatan yang besar". Dan mereka berkata: "Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala".
[Al Mulk, 67 : 7-10]
Ketika sedang dibakar di dalam neraka
Akhirnya, yang paling menyayat hati apabila Allah s.w.t sendiri bertanya ketika mereka sedang dibakar di dalam neraka. Jika ketika di dunia enggan mendengar kata-kata Allah s.w.t melalui Al-Qur’an, tunggulah suatu waktu kelak, Allah s.w.t sendiri yang melarang manusia berbicara denganNya.
تَلۡفَحُ وُجُوهَهُمُ ٱلنَّارُ وَهُمۡ فِيہَا كَـٰلِحُونَ ( ١٠٤ ) أَلَمۡ تَكُنۡ ءَايَـٰتِى تُتۡلَىٰ عَلَيۡكُمۡ فَكُنتُم بِہَا تُكَذِّبُونَ ( ١٠٥ ) قَالُواْ رَبَّنَا غَلَبَتۡ عَلَيۡنَا شِقۡوَتُنَا وَڪُنَّا قَوۡمً۬ا ضَآلِّينَ ( ١٠٦ ) رَبَّنَآ أَخۡرِجۡنَا مِنۡہَا فَإِنۡ عُدۡنَا فَإِنَّا ظَـٰلِمُونَ ( ١٠٧ ) قَالَ ٱخۡسَـُٔواْ فِيہَا وَلَا تُكَلِّمُونِ ( ١٠٨ )
Muka mereka dibakar api neraka, dan mereka di dalam neraka itu dalam keadaan cacat. Bukankah ayat-ayat-Ku telah dibacakan kepadamu sekalian, tetapi kamu selalu mendustakannya? Mereka berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah dikuasai oleh kejahatan kami, dan adalah kami orang-orang yang sesat. Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami daripadanya (dan kembalikanlah kami ke dunia), maka jika kami kembali (juga kepada kekafiran), sesungguhnya kami adalah orang-orang yang zalim". Allah berfirman: "Tinggallah dengan hina di dalamnya, dan janganlah kamu berbicara dengan Aku.
[Al Mu’minun, 23 : 104-108]
Fahamilah Al-Qur’an untuk menjadi hambaNya.
Al-Qur’an, sunnah terbesar Rasulullah s.a.w. Berusaha memahaminya bukanlah “sunat” yang jika dilakukan mendapat pahala dan jika ditinggalkan tidak berdosa. Sedangkan, ayat-ayat Qur’an jelas menerangkan akibat melalaikan wahyu yang mengundang azab bukan sahaja di akhirat tetapi juga di dunia.
Hakikatnya, tidaklah diturunkan Al-Qur’an melainkan untuk manusia menjadi hambaNya. Tanpa memahami Al-Qur’an, mustahil manusia berupaya mengabdikan diri kepadaNya.
الٓرۚ كِتَـٰبٌ أُحۡكِمَتۡ ءَايَـٰتُهُ ۥ ثُمَّ فُصِّلَتۡ مِن لَّدُنۡ حَكِيمٍ خَبِيرٍ ( ١ ) أَلَّا تَعۡبُدُوٓاْ إِلَّا ٱللَّهَۚ إِنَّنِى لَكُم مِّنۡهُ نَذِيرٌ۬ وَبَشِيرٌ۬ ( ٢ )
Alif laam raa, (inilah) suatu kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi serta dijelaskan secara terperinci, yang diturunkan dari sisi (Allah) Yang Maha Bijaksana lagi Maha Tahu, agar kamu tidak menyembah selain Allah. Sesungguhnya aku (Muhammad) adalah pemberi peringatan dan pembawa khabar gembira kepadamu daripada-Nya,
[Hud, 11 : 1-2]