Saya mengawali artikel ini dengan puji syukur kepada Allah subhanahu wa ta'ala yang telah mengizinkan kita untuk menjalani Ramadhan tahun ini, dan memudahkan kita untuk melakukan banyak kebaikan di bulan yang penuh berkah ini. Semoga Allah menerima amal-amal kita, dan mengizinkan kita bertemu lagi dengan Ramadhan tahun-tahun yang akan datang. Aamiin.
Saat kita sudah semakin jauh dari Ramadhan, penting sekali untuk menjaga agar kita tidak kehilangan khayr (amal kebaikan) yang rajin kita kerjakan di bulan tersebut. Kita melakukan ibadah berjam-jam - puasa, sholat Tarawih, membaca Al-Qur'an, berdoa kepada Allah, dan melakukan berbagai bentuk dzikrullah lainnya dalam mengejar Ridha dan Pahala-Nya.
Jadi, betapa malangnya jika semua hasanat (pahala atas perbuatan baik) yang telah kita kerjakan dengan sangat keras ini hilang tak berbekas sama sekali.
Tenang, apakah benar seorang muslim bisa kehilangan hasanatnya?
🌸 Sebuah perumpamaan dalam Al-Qur'an tentang hasanat yang hilang
Seperti halnya perbuatan baik yang dapat menghapus perbuatan buruk, ada juga perbuatan buruk yang dapat menghapus perbuatan baik. Ada perumpamaan mengenai hal ini yang dikisahkan dalam Al-Qur'an. Dia subhanahu wa ta'ala mengatakan:
“Adakah salah seorang di antara kamu yang ingin memiliki kebun kurma dan anggur yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, di sana dia memiliki segala macam buah-buahan, kemudian datanglah masa tuanya sedang anak-anaknya lemah; Lalu kebun itu ditiup angin keras yang mengandung api, sehingga terbakar. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu memikirkannya.”
[Surah Al-Baqarah 2: 266]
“Adakah salah seorang di antara kamu yang ingin memiliki kebun kurma dan anggur yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, di sana dia memiliki segala macam buah-buahan”
Allah subhanahu wa ta'ala mengawali ayat ini dengan bertanya: Apakah ada di antara kita yang ingin memiliki kebun yang penuh dengan pohon kurma, anggur, dan berbagai jenis tanaman lainnya, dengan sungai-sungai yang mengalir di bawahnya? Ini memberi kita gambaran tentang taman yang luas dan rimbun, dengan segala jenis tumbuhan yang siap dipanen oleh pemiliknya.
Namun setelah itu, nada ayat berganti.
“Kemudian datanglah masa tuanya sedang anak-anaknya lemah”
Sekarang Allah memberi kita gambaran bahwa pemilik taman ini telah menjadi tua. Setelah menghabiskan bertahun-tahun bekerja keras dan mengusahakan kebunnya, pemiliknya sekarang menjadi tua dan lemah, dan jadi sangat bergantung pada kebunnya untuk makan dan bertahan hidup. Ia juga memiliki keluarga dan anak-anak yang masih bergantung padanya.
“Lalu kebun itu ditiup angin keras yang mengandung api, sehingga terbakar.”
Tiba-tiba, taman laki-laki itu dilanda badai, dan di dalam badai itu ada api! Jadi seluruh taman indah yang memiliki begitu banyak buah-buahan, tanaman, dan tumbuh-tumbuhan hancur dan terbakar habis. Tapi orang ini sudah tua, dan dia sangat membutuhkan kebunnya untuk bertahan hidup! Bagaimana dia akan membangunnya kembali sekarang? Bayangkan besarnya kesedihan dan keputusasaan yang dia rasakan!
Ayat ini sebenarnya adalah perumpamaan tentang orang yang banyak beramal, yang mengumpulkan banyak hasanat dalam hidupnya— saking banyaknya sehingga hasanatnya dapat digambarkan sebagai taman yang rimbun. Ada buah-buahan yang berlimpah, tumbuh-tumbuhan yang subur, dan beraneka ragam tanaman lainnya sebagai simbol khayr serta kelimpahan hasanat orang ini.
Dan ketika Allah memberikan gambaran tentang pemilik kebun yang sudah lanjut usia, sebenarnya adalah perumpamaan saat seseorang bertemu dan berdiri di hadapan Allah ta'ala pada hari kiamat; saat ini dia sedang putus asa dan sangat membutuhkan hasanatnya.
Tapi apa yang terjadi?
Semua hasanatnya hancur. Semuanya menghilang.
Dan dia sudah tidak bisa lagi kembali ke dunia untuk membangun kembali kebun hasanatnya. Sehingga dia berdiri di hadapan Al-Malik pada hari kiamat, tanpa membawa satupun khayr bersamanya.
Subhana Allah, semoga Allah melindungi kita dari kerugian besar ini!
🌸 Apa yang merusak hasanat seseorang?
Imam Ibnu Katsir rahimahullah menulis dalam tafsirnya mengenai ayat di atas, Ibnu ‘Abbas radhi Allahu ‘anhu berkata:
“Ini adalah contoh yang menggambarkan amal – Orang kaya yang bekerja untuk mengharapkan ridha Allah, dan kemudian Allah mengujinya dengan godaan setan, lalu dia mengabaikan larangan Allah dan melakukan kemaksiatan, sampai akhirnya menghabiskan perbuatan baiknya.”
Artinya, orang ini mulai melakukan banyak perbuatan baik, tetapi sayangnya pada satu titik dalam hidupnya, dia mulai melakukan perbuatan buruk, dan terus menumpuk perbuatan buruk ini hingga semua khayr yang dimiliki sebelumnya hilang. Ya, ada dosa-dosa tertentu yang bisa menghapus taman hasanat kita! Beberapa di antaranya terekam dalam hadits shahih berikut ini:
Rasulullah salla Allahu ‘alayhi wa sallam (ﷺ) pernah bertanya kepada para sahabat radhi Allahu ‘anhum: “Tahukah kalian siapa orang bangkrut itu?” Para sahabat menjawab: “Orang bangkrut adalah orang yang tidak memiliki uang dan barang.” Rasulullah ﷺ mengoreksi mereka dengan mengatakan:
“Sesungguhnya yang bangkrut dari umatku adalah mereka yang datang pada hari kiamat dengan membawa salat, puasa, dan sedekah, tetapi juga dengan:
- menghina,
- memfitnah,
- memakan harta orang lain yang bukan haknya,
- menumpahkan darah, dan
- memukuli orang.
Yang tertindas masing-masing akan diberikan sebagian dari amal baiknya. Jika amal baiknya habis sebelum keadilan terpenuhi, maka dosa-dosa mereka akan diambil lalu ditimpakan padanya, dan kemudian dia dilemparkan ke dalam api neraka.” [Sahih Muslim 2581]
Orang ini dianggap bangkrut karena dulu dia punya banyak hasanat. Tapi dia kehilangan semuanya karena menghina orang, memfitnah orang, memakan harta yang bukan haknya, dan memukuli orang lain. Maka orang-orang yang tertindas olehnya akan mengambil hasanatnya pada hari kiamat, hingga seluruh hasanatnya habis, dan ia berakhir sebagai orang yang benar-benar bangkrut di akhirat.
Apa yang kita pelajari dari hadits ini adalah bahwa menindas dan menganiaya orang lain adalah beberapa alasan mengapa amal baik seorang Muslim terhapus. Jadi berhati-hatilah untuk tidak menindas orang lain. Jauhkan diri dari menggosip, mencela, dan memfitnah orang lain. Salah satu dosa yang sering kita anggap enteng adalah dosa lisan, padahal dampaknya sangat besar di akhirat!
🌸 Peliharalah hasanah kita hingga mencapai akhirat
Allah subhanahu wa ta'ala berfirman: “Barang siapa yang melakukan kebaikan, mendapat balasan sepuluh kali lipat amalnya” [Surah Al-An’am 6: 160]
Ayat ini mengisyaratkan bahwa seseorang bisa saja kehilangan amal baiknya sebelum dia berdiri di hadapan Allah. Oleh karena itu, agar Allah melipatgandakan amal baik yang kita miliki, kita harus mampu membawa mereka ikut membersamai kita di hari kiamat.
Dan ini mungkin salah satu alasan mengapa Imam Ibnu Al-Qayyim rahimahullah mengatakan bahwa beramal itu bukan hanya sekedar berbuat baik, tapi juga menjaganya. Kita harus mencapai Hari Penghakiman dengan amal baik yang kita jaga dengan baik.
Perlu diingat juga bahwa Rabb kita adalah Al-Ghafoor Ar-Rahim. Sehingga ketika seseorang benar-benar bertaubat kepada Allah atas dosa-dosanya, bahkan untuk dosa yang dapat menghapus perbuatan baik, Dia subhanahu wa ta'ala akan mengembalikan hasanat tersebut, in syaa Allah. Jangan pernah berputus asa dari Rahmat Allah.
Kami berdoa kepada Allah subhanahu wa ta'ala agar Dia mengampuni dosa-dosa kami, dan memberikan kami kesempatan untuk mencapai akhirat dengan amal kebaikan yang berlimpah. Semoga Allah memberi kita kesuksesan sejati, dan melindungi kita dari kebangkrutan di hari kiamat.
آمـــــــــين
Saudaramu dalam Iman,
Aida Msr 🌸